Selasa, 08 April 2014

Konflik Kashmir

Konflik Kashmir
Kashmir merupakan sebua wilayah yang terletak diantara rangkaian pegunungan Himalaya. Sehingga daerahnya bergunung-gunung dimana ketinggiannya mencapai 7.600 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kashmir sendiri bisa dikatakan sangat luas karena mencapai 223.000 km. Dalam hal ini Kashmir memiliki kedudukan yang strategis karena berdasarkan letak wilayahnya yang terdapat diantara pegunungan Himalaya tersebut membentuk celah alami. Dimana celah alami tersebut menghubungkan pada China, India, dan Pakistan. Wilayah Kashmir pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian. Yakni Ladakh yang terdapat di wilayah perbatasan Tibet dengan struktur wilayahnya yang bergunung-gunung yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Meskipun demikian disana juga terdapat sebagian umat agama Budha. Wilayah kedua dari Kashmir ialah Provinsi Kashmir itu sendiri dimana ibukotanya dipusatkan di Lembah Kashmir. Yang terakhir ialah daerah Jammu dimanadikuasai oleh india. Sedangkan bagian selatan dikuasai oleh pakistan. Kashmir dikuasai oleh 4 negara besar, yaitu India, Pakistan, Cina, dan Masyarakat Kashmir itu sendiri. Di Kashmir mayoritas penduduknya Muslim, tetapi dipegang oleh Raja Hindu.

Penduduk Kashmir menggunakan bahasa Kashmiri sebagai bahasa utama dalam kehidupan sehari-hari. Mata pencaharian penduduk meliputi ranah agraris, pembudidayaan ulat sutera, dan pemanfaatan hasil hutan. Hasil dari sektor agraris Kashmir menghasilkan padi, jagung, gandum, dan lain sebagainya. Selain itu daerah Kashmir juga memiliki kota yang terkenal dengan hasil kerajinan tangannya yakni kota Srinagar. Kota ini merupakan kota yang sangat terkemuka. Karena selain terkenal dengan hasil kerajinan tangan seperti tersebut diatas, kota ini merupakan ibukota Negara.
Kashmir merupakan wilayah yang dianggap sangat penting oleh India maupun Pakistan. Karena letaknya yang strategis tersebut membuat Kashmir menjadi wilayah idaman. Bagi India, Kashmir merupakan pintu gerbang untuk berhubungan dengan Negara luar. Sedangkan bagi Pakistan, Kashmir merupakan sumber kehidupan yang tak ternilai harganya.
Latar belakang konflik kedua Negara ini sebenarnya bukan hanya bermula setelah adanya kemerdekaan dari Pakistan. Namun sebenarnya konflik antara India-Pakistan telah tumbuh sejak lama, sejak tahun 1947 dari masalah penjajahan. Yang paling mendunia adalah masalah sengketa Kashmir yang merupakan permasalahan terbesar yang bisa dikatakan sebagai kunci utama peperangan antara India-Pakistan. Akibat situasi yang mendesak, Harry Singh meminta bantuan dan membuat persetujuan penggabungan (Instrument of Accession) Kashmir dengan pemerintahan New Delhi yang ditandatangani pada 26 Oktober 1947. Pernyataan dari penguasa Kashmir ini mengundang kemarahan dari pihak Pakistan sehingga perang antara India-Paskitan tidak terbendung lagi. Hal ini bukan semata-mata karena dari Pakistan karena Pakistan sebenarnya memanfaatkan keadaan yang terjadi di Kashmir. Pada bulan Oktober 1947 terjadi pemberontakan oleh suku Pashtun yang tinggal di sebelah barat wilayah Kashmir terhadap Maharaja Hari Singh. Dalam permasalahan ini sempat ada usulan dari PBB untuk melakukan plebisit agar penduduk Kashmir diberikan kebebasan memilih untuk bergabung dengan Negara mana. Namun usulan tersebut tidak kunjung dilaksanakan yang dikemudian hari menimbulkan ketakutan bagi pemerintah India akan adanya pemberontakan dari penduduk Kashmir. Sehingga dapat dilihat jika konflik Kashmir ini terjadi karena India dan Pakistan yang memang tidak bisa bersatu mempuyai kpeentingan sendiri-sendiri terhadap kashmir untuk meraka masing-masing, dengan melihat Kashmir mempunyai keuntungan yang banyak untuk dua negara tersebut. Atau dapat dikatakan Kashmir adalah dapat dijadikan tambang emas untuk mereka.